Dalam kamus bahasa indonesia pilihan kata adalah pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam penggunanya) untuk menggungkapkan gagasan sehingga dapat memperoleh kata yang di inginkan.
Pemilihan kata mengacu pada pengertian penggunaan kata-kata tertentu yang sengaja dipilih dan digunakan oleh pengarang. Mengingat bahwa karya fiksi (sastra) adalah dunia dalam kata, komunikasi dilakukan dan ditafsirkan lewat kata-kata. Pemilihan kata-kata tentunya melalui pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk mendapatkan efek yang dikehendaki.
Jika dilihat dari kemampuan pengguna bahasa, ada beberapa hal yang mempengaruhi pilihan kata, diantaranya :
- Tepat memilih kata untuk mengungkapkan gagasan atau hal yang ‘diamanatkan’
- kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna sesuai dengan gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pembacanya.
- menguasai sejumlah kosa kata (perbendaharaan kata) yang dimiliki masyarakat bahasanya, serta mampu menggerakkan dan mendayagunakan kekayaannya itu menjadi jaring-jaring kalimat yang jelas dan efektif.
Adapun fungsi Pilihan kata atau Diksi
adalah Untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Maka
sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan
sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan
interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca
atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak
suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar
terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang
berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan
tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar
sosial dalam cerita tersebut.
2. Upaya Pengindonesiaan
Perkembangan Bahasa Indonesia dalam sejarah berawal dari penggunaan bahasa itu sebagai lingua franca (bahasa perantara) berlanjut dalam sejarah bangsa Indonesia dalam peristiwa Sumpah Pemuda 1928. Semenjak merdeka bahasa Indonesia dikukuhkan dalam UUD 1945 sebagai bahasa persatuan dan bahasa resmi atau bahasa negara.
Perkembangan Bahasa Indonesia dalam sejarah berawal dari penggunaan bahasa itu sebagai lingua franca (bahasa perantara) berlanjut dalam sejarah bangsa Indonesia dalam peristiwa Sumpah Pemuda 1928. Semenjak merdeka bahasa Indonesia dikukuhkan dalam UUD 1945 sebagai bahasa persatuan dan bahasa resmi atau bahasa negara.
Dalam kurun waktu itu hingga sekarang bahasa Indonesia telah mengalami
pendewasaan ditempa oleh kenyataan tumbuh dan berkembangnya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Timbul dan tenggelamnya kata atau
ungkapan dalam bahasa Indonesia juga sebagai imbas pemakaian bahasa
Indonesia oleh penutur bahasa Indonesia.
Peningkatan penutur bahasa Indonesia dicerminkan oleh tumbuh dan
pesatnya golongan terdidik dan adanya penutur di luar penutur asli
Indonesia. Oleh penutur asli, bahasa Indonesia sudah terbukti bisa
sebagai bahasa yang telah mengemban "kedudukan dan fungsinya". Sedangkan
oleh penutur asing bahasa Indonesia telah berkembang sebagai bahasa
kedua mereka, seperti yang dipelajari oleh warga negara Australia.
Dalam kenyataan sehari-hari bahasa Indonesia telah
berevolusi, beradaptasi, dan berasimilasi dengan para pemakainya. Turut
berkembangnya bahasa juga ditunjang oleh berbagai aspek perkembangan
bangsa Indonesia sendiri. Sehingga terjadi saling ketergantungan antara
pekembangan bahasa dan perkembangan berbagai aspek kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Berkembangnya berbagai aspek kehidupan sudah pasti turut membantu
perkembangan bahasa Indonesia. Berbagai istilah yang muncul dalam
berbagai bidang ilmu pengetahuan harus diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia. Oleh karena itu dibutuhkan pengaturan masuknya kata atau
istilah ke dalam bahasa Indonesia.
Perkembangan bahasa ini menjadi tantangan kita, karena selain bahasa
Indonesia sudah terbukti sebagai bahasa kita sendiri, juga dituntut
untuk bisa sejajar dengan bahasa Internasional yang lain. Tantangan ke
dalam adalah kita harus bisa menata bahasa Indonesia baik dari segi
regulasi/aturan maupun implementasinya di dalam bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Satu di antara penataan itu adalah adanya
pengindonesiaan kata atau istilah asing ke dalam bahasa Indonesia. Untuk
ini dibutuhkan Pedoman Pembentukan Istilah, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dan Pedoman Ejaan yang
Disempurnakan.
Khusus tentang pengindoneisaan kata atau istilah asing telah diupayakan
oleh Pusat Bahasa atau Badan Bahasa adanya Seri Pedoman : Pdm 005 yang
diterbitkan Depdiknas, 2008 dengan judul "Pengindonesiaan Kata dan
Ungkapan Asing". Dalam buku ini buku ini kita bisa mempelajari Garis
Haluan Pengertian Nama dan Kata Asing yang diurai pada bagian I,
sedangkan bagian II menguraikan tentang Daftar Padanan Kata dan Ungkapan
Asing Indonesia.
3. Imbuhan dari bahasa asing
A. SANSEKERTA (-man , -wan, -wati)
A. SANSEKERTA (-man , -wan, -wati)
Ciri :
- Diletakkan pada kata yang berakhir dengan vokal –i
- Menunjukkan laki-laki
- Fungsi : menbentuk kata benda
- Makna : orang yang. . .
Contoh: seniman, budiman
Ciri :
- Diletakkan pada kata yang berakhir dengan vokal selain –i
- Menunjukkan laki-laki
- Fungsi : membentuk kata benda dan sifat
- Makna : orang yang. .
Contoh : cendekiawan , wartawan
Ciri :
- Sejalan dengan akhiran-wan
- Menunjukkan wanita
- Makna : orang yang. . .
Contoh : peragawati , olahragawati
Ciri :
# Diletakkan pada kata yang berakhir dengan vokal-a
# Makna : mempunyai sifat
# Fungsi : membentuk kata sifat / kata benda
Contoh : surgawi , duniawi
Ciri :
# Berasal dari bahasa belanda
# Makna : “yang bersifat” atau “orang yang . .”
# Fungsi : membentuk kata sifat atau kata benda
Contoh: teoritis , aktivis
2. Imbuhan –isme
Ciri :
# Berasal dari bahasa belanda
# Makna : aliran atau paham
# Fungsi : membentuk kata benda
Contoh : komunisme , kapitalisme
3. Imbuhan -Isasi
Ciri :
# Berasal dari bahasa inggris
# Makna : proses
# Fungsi : membentuk kata benda
Contoh : urbanisasi , imunisasi
4. Hubungan makna kata sinonim, homonim, hiponim, polisemi, antonim .
1. Sinonim.
Yaitu dua kata atau lebih yang memiliki makna sama atau hampir sama.
Contoh :
a. Yang sama maknanya :
Sudah – telah,
Sebab – karena.
Sebab – karena.
b. Yang hampir sama maknanya :
Untuk-bagi-buat-guna,
Cinta-kasih-sayang.
Contoh kalimat : Kemarin Rido menyatakan cinta kepada perempuan yang dia cintai tapi dia sudah memiliki wanita pujaan hati.
2. Antonim
Yaitu kata-kata yang berlawanan makna.
Contoh :
Besar – kecil, siang – malam, panjang-pendek.
Contoh kalimat: Nilai ujian atematika Budi sangat tinggi tapi nilai ujian B. Inggris sangat
rendah
3. Homonim
Yaitu dua kata atau lebih yang ejaannya dan lafalnya sama, tetapi maknanya berbeda.
Contoh :
Buku 1 : buku kaki/tangan “tulang sendi”
Buku 2 : buku tulis.
Contoh kalimat : setiap hari senin polisi selalu mengadakan apel pagi
4. Polisemi
Yaitu satu kata yang memiliki makna banyak.
Contoh :
JATUH
1.Didit jatuh dari sepeda
2.Harga gabah jatuh
3.Setiba di runah dia jatuh sakit
4.nilainya jatuh dalam ujian
Contoh kalimat : Guru yang dulunya pernah menderita cacat mental itu sekarang menjadi
kepala sekolah smp kroto emas.
5. Hiponim dan Hipernim
Hiponim yaitu kata-kata tingkatnya ada di bawah kata yang menjadi superordinat (umum), hipernim (kelas atas) adalah sebaliknya (khusus).
Contoh : kata BUNGA merupakan hiponim
Sedangkan mawar, melati anggrek, dst adalah hipernim.
http://diah-erawati.blogspot.com/2012/12/imbuhan-asing.html
2. Antonim
Yaitu kata-kata yang berlawanan makna.
Contoh :
Besar – kecil, siang – malam, panjang-pendek.
Contoh kalimat: Nilai ujian atematika Budi sangat tinggi tapi nilai ujian B. Inggris sangat
rendah
3. Homonim
Yaitu dua kata atau lebih yang ejaannya dan lafalnya sama, tetapi maknanya berbeda.
Contoh :
Buku 1 : buku kaki/tangan “tulang sendi”
Buku 2 : buku tulis.
Contoh kalimat : setiap hari senin polisi selalu mengadakan apel pagi
4. Polisemi
Yaitu satu kata yang memiliki makna banyak.
Contoh :
JATUH
1.Didit jatuh dari sepeda
2.Harga gabah jatuh
3.Setiba di runah dia jatuh sakit
4.nilainya jatuh dalam ujian
Contoh kalimat : Guru yang dulunya pernah menderita cacat mental itu sekarang menjadi
kepala sekolah smp kroto emas.
5. Hiponim dan Hipernim
Hiponim yaitu kata-kata tingkatnya ada di bawah kata yang menjadi superordinat (umum), hipernim (kelas atas) adalah sebaliknya (khusus).
Contoh : kata BUNGA merupakan hiponim
Sedangkan mawar, melati anggrek, dst adalah hipernim.
http://diah-erawati.blogspot.com/2012/12/imbuhan-asing.html
http://azizturn.wordpress.com/2009/10/18/diksi-atau-pilihan-kata/
http://shistaiitha.blogspot.com/2010/11/contoh-kalimat-penghubung-makna.html
http://metonomia.blogspot.com/2012/09/pengindonesiaan-kata-dan-ungkapan-asing.html
http://metonomia.blogspot.com/2012/09/pengindonesiaan-kata-dan-ungkapan-asing.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar