Senin, 05 Januari 2015

Tugas 3 Softskill Pengantar Telematika (Studi Kasus)


Android Laris Manis Dengan Harga Murah

Kasus :

Jakarta – Persaingan memperebutkan pangsa pasar smartphone Android tak hanya diramaikan oleh flagship keluaran vendor kelas atas. Vendor yang bermain di segmen bawah pun tak kalah serunya mengais keuntungan.

Asiafone, misalnya. Merek lokal yang setia bermain di segmen low-end ini pun membukukan keuntungan yang luar biasa besar dengan smartphone Android jagoannya yang dihargai paling mahal cuma Rp 399.000.

Dalam pembukuan akhir tahun 2014 ini, penjualan Asiafone melonjak 300% dari target semula setelah meluncurkan dua seri Android murah meriah tipe AF 9190 dan Asiadroid 90 awal Desember ini.

“Awalnya kami hanya menargetkan penjualan 100%, namun di luar dugaan ternyata bisa naik sampai 300% hingga tutup tahun 2014 ini,” ujar Herman Zhou, Direktur Utama Asiafone, dalam email yang diterima detikINET, Minggu (21/12/2014).

Menurutnya, ada dua hal yang membuat penjualan Asiafone meningkat pesat. Pertama, faktor harga murah di tengah kecenderungan naiknya harga barang yang dipicu kenaikan BBM subsidi. Kedua, kualitas smartphone yang masih lumayan.

“Dari segi tampilan sebenarnya kedua tipe ini tidak kalah menarik dengan produk-produk lainnya. Layarnya sudah full touchscreen, ukuran 3,5 cm dengan kamera 2 MP serta bonus flip cantik,” pungkas Herman

Analisa saya : 
Android masih merajai OS yang digunakan smartphone, sehingga produsen berlomba-lomba membuat ponsel yang murah (low end). Ponsel jenis ini dibuat untuk kalangan yang berpenghasilan kurang tetapi ingin menikmati teknologi ponsel terbaik. Ponsel android murah juga bagus dikeluarkan karena kemudahan akses komunikasi berlaku untuk semua tidak untuk kalangan menengah – atas, sehingga kalangan low end bisa merasakan OS android yang sedang digandrungi


Kominfo: Hukuman Bagi Penyadap 15 Tahun Penjara! 

Kasus :
Perkembangan Telematika sangat erat kaitannya dengan jaringan yang saling terhubung. Dengan adanya perkembangan telematika dapat diharapkan memberikan informasi yang bermanfaat bukan untuk kepentingan yang tidak-tidak. Sebaiknya bagi semua orang dapat memanfaatkan perkembangan telematika dengan baik. Belakangan ini isu soal penyadapan sedang ramai diberitakan.

Belakangan ini isu soal penyadapan ramai berhembus. Apalagi seperti diberitakan, salah satu yang dirumorkan menjadi alat untuk penyadapan adalah Satelit Palapa milik Indosat. Tak hanya itu, Menpora Roy Suryo yang sebelumnya dikenal sebagai pemerhati telematika pun dikabarkan pernah berhubungan dengan Badan Keamanan Nasional AS (NSA).
Jaringan telekomunikasi baik yang berbasis penggunaan satelit maupun fiber optik, termasuk submarine cable, dapat disadap oleh pihak-pihak tertentu sudah bukan rahasia lagi secara universal. Itulah sebabnya, untuk meminimalisirnya di antaranya melalui penerapan sanksi tegas dalam kedua UU tersebut. Hal ini juga berlaku di banyak negara.
Kementerian Kominfo menegaskan, pelaku penyadapan yang terbukti bersalah bisa dikenakan hukuman sesuai UU Telekomunikasi No. 36/1999 dan UU Informasi dan Transaksi Elektronik No. 11/2008 dengan sanksi kurungan penjara maksimal 15 tahun. Menurut Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo, Gatot S Dewa Broto, UU Telekomunikasi dan UU ITE dapat diberlakukan dimana pasal 40 dalam UU Telekomunikasi menyebutkan bahwa setiap orang dilarang melakukan kegiatan penyadapan atas informasi yang disalurkan melalui jaringan telekomunikasi dalam bentuk apapun.
Pelanggaran tersebut (sesuai UU Telekomunikasi) berupa pidana penjara maksimal 15 tahun. Apalagi pelanggaran penyadapan menurut UU ITE maksimal 10 tahun penjara. Itu karena UU pasal 31 UU ITE melarang penyadapan. Sama halnya pasal 26 yang melarang untuk memata-matai data pribadi seseorang.
Kominfo berharap agar jangan sampai ada pihak domestik yang turut memfasilitasi, baik perorangan maupun korporasi. Tidak hanya pidana hukumannya, tapi juga merupakan suatu pengkhianatan terhadap bangsa Indonesia. 



Indonesia Termasuk Paling Rajin Beli Smartphone

Kasus :

Jakarta – Indonesia termasuk salah satu negara teratas di Asia Tenggara yang paling doyan belanja smartphone bersama Thailand dan Filipina.

Dari hasil riset terbaru IDC, negara-negara berkembang di Asia Tenggara ini diperkirakan telah menjual sekitar 23 juta unit smartphone di sepanjang kuartal ketiga 2014 lalu.

Meski tak dirinci jumlah penjualannya, namun Thailand, Filipina, dan Indonesia disebut memimpin angka pertumbuhan sekitar dobel digit dibandingkan periode sama tahun lalu.

Di kawasan ini, merek global juga mendapat tekanan dari merek lokal dan China dimana pangsa pasarnya hanya 43% di kuartal ketiga 2014 dari 62% di kuartal ketiga 2013.

“Vendor lokal berhasil memperkuat pasarnya dengan menawarkan produk dibawah harga USD 100. Sementara vendor asal China menggarap segmen dengan harga USD 100–USD 200,” ungkap Senior Market Analyst of Client Devices Research at IDC Asia/Pacific Kiranjeet Kaur seperti detikINET kutip Cellular-News, Senin (22/12/2014).

Sementara secara total, jumlah smartphone yang dikapalkan di kawasan Asia Pasifik di luar Jepang selama kuartal ketiga 2014 tumbuh 24% dibandingkan periode sama 2013. Pasar China menunjukkan pelambatan pertumbuhan, sedangkan India memimpin pertumbuhan sebanyak 23 juta unit di periode tersebut.

Analisa saya : 

Smartphone memang menjadi kebutuhan saat ini,dengan harga yang murah konsumen dapat dengan mudah membeli smartphone yang dingiinkan. Apalagi Indonesia merupakan negara berkembang yang kebutuhan akan smartphone tinggi, sehingga konsumen terus menerus akan membeli setiap tahun jika smartphone yang dipegang saat ini sudah ketinggalan model dan fitur.

http://inet.detik.com/read/2014/12/22/081508/2783831/319/indonesia-termasuk-paling-rajin-beli-smartphone.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar